Jika Bukan Kamu sendiri Yang mengalahkannya, Maka kamu sendiri yang akan terbunuh oleh Waktu

Sabtu, 17 April 2010

Orang Aneh

Sebutlah “Entong” seorang pemuda lugu yang sedang giat-giatnya ingin belajar agama, pada saat sedang duduk-duduk dihalaman masjid disuatu sore setelah solat ashar bersama pak Ustad,

Pak Ustad : “Dunia memang aneh tong !!”

Entong : “Apanya yang aneh pak??”

Pak Ustad : “ente gag suka peratiin sekeliling tong ?”

Entong : (bingung) “Apanya yang di peratiin pak Ustad??”

Pak Ustad : “Dunia ini sudah kebalik tong, tuntunan jadi tontonan, tontonan jadi tuntunan. Sesuatu yang wajar dan seharusnya malah dipergunjingkan, sementara prilaku menyimpang dan kurang ajar malah jadi pemandangan biasa”.

Entong : (makin bingung) makin gag ngerti ane pak… ???

Pak Ustad : (sambil menepuk pundak Entong), Plook..!! “Coba solat magrib nanti ente ke masjid, kenakan pakaian yang paling bagus yang ente punya, pakai minyak wangi, pakai sorban, trus ente berjalan kemari, nanti ente ceritakan ke bapak apa yang ente alamin tong, okeh!!”.

Tanpa banyak tanya, Entong sang pemuda lugu tadi melakukan apa yang diperintahkan Pak Ustad, menjelang maghrib, Entong bersiap dengan mengenakan pakaian, dan wewangian lalu berjalan menuju masjid yang berjarak sekitar 800m dari rumahnya.
Belum setengah perjalanan, si Entong berpapasan dengan seorang Ibu Muda yang sedang jalan-jalan sore sambil menyuapi anaknya"

Ibu Muda : "Aduh, tumben nih rapih banget tong, kayak pak Ustad aja lu, mau kemana sih?

Entong : (senyum-senyum mesem). Ke masjid mbak.

Lalu berjalanlah Entong masuk di salah satu gang yang mengarah ke masjidnya, bertemulah dia dengan sekumpulan pemuda yang sedang asik nonton TV dan maen gaple.. lalu salah satu pemuda itu menegur Entong, kita sebut saja dia Romli;

Romli : Kemane tong ??

Entong : ke masjid bang Romli,

Romli : udeh masuk islam lu tong, hahaha… (sambil banting kartu)

Entong : (makin dongkol perasaannya, tapi hanya dia balas dengan senyuman).

Sekilas pertanyaan itu biasa terjadi, karena memang Entong, Romli, dan Ibu Muda itu saling kenal, tapi ketika dikaitkan dengan ucapan Pak Ustad diatas, menjadi sesuatu yang lain rasanya;

Timbul pertanyaan dalam hati Entong: "Kenapa orang yang hendak pergi kemasjid dengan pakaian rapih dan memang semestinya seperti itu ditumbenin? Kenapa justru orang yang jalan-jalan dan ngasih makan anaknya ditengah jalan, ditengah kumandang adzan maghrib menjadi biasa-biasa saja? Kenapa orang kemasjid dianggap aneh? Orang yang pergi kemasjid akan terasa "aneh" ketika orang-orang lain justru tengah asik nonton sinetron. Orang kemasjid akan terasa "aneh" ketika melalui kerumunan orang-orang
yang sedang ngobrol dan maen gaple dipinggir jalan dengan suara lantang seolah menantang suara panggilan adzan. Orang kemasjid terasa "aneh" ketika orang lebih sibuk mencuci motor dan mobilnya yang kotor kehujanan.
. . .
Sehabis solat magrib berjammaah di suatu sela waktu Entong menceritakan kejadian yang baru di alami-nya kepada pak Ustadz, dan beliau hanya tersenyum,

Pak Ustad : "Ente bakalan banyak ketemu "keanehan-keanehan" lain disekitar"

Entong : "Keanehan-keanehan" disekitar kite pak??”

Pak Ustad : “Iye, (sambil menganguk)“

Entong : "Masih ada keanehan laen pak?”

Pak Ustad : “Masih, cobalah ketika kita datang kekantor, kita lakukan shalat sunnah dhuha, pasti akan nampak "aneh" ditengah orang-orang yang sibuk sarapan, baca koran dan ngobrol. Cobalah kita shalat dhuhur atau Ashar tepat waktu, akan terasa "aneh", karena masjid masih kosong melompong, akan terasa aneh ditengah-tengah sebuah lingkungan dan teman yang biasa shalat diakhir waktu. Cobalah berdzikir atau baca al Qur'an ba'da shalat, akan terasa “aneh” ditengah-tengah orang yang tidur mendengkur setelah atau sebelum shalat. Dan makin terasa “aneh” ketika lampu mushola/masjid harus dimatikan agar tidurnya tidak silau dan nyaman. Orang yang mau shalat malah serasa menumpang ditempat orang tidur, bukan malah sebaliknya, yang tidur itu justru menumpang ditempat shalat. Cobalah shalat jum'at lebih awal, akan terasa “aneh”, karena masjid masih kosong, dan baru akan terisi penuh manakala khutbah menjelang selesai. Gimana, “aneh” gag tong??!”

Entong : “Iye, aneh pak..”

Pak Ustad : “Coba kita tong bikin status yang berisi nasehat di facebook, akan terasa “aneh” ditengah-tengah pesan yang berisi humor, plesetan, asal nimbrung, atau sekedar gue, lu, gue, lu dan narsis, narsis aja. Cobalah baca buku atau tulisan yang berisi nasehat atau hadits, atau ayat al-Qur'an, pasti akan terasa “aneh” ditengah orang-orang yang sibuk membaca artikel-artikel lelucon, lawakan yang gag lucu, berita hot atau berita lainnya. Dan masih banyak keanehan-keanehan lainnya, tapi sekali lagi jangan takut menjadi orang "aneh" selama keanehan kita sesuai dengan tuntunan syari'at dan sunnah Rasululloh Shallollohu ‘alaihi wasallam. Jangan takut "ditumbenin" ketika kita pergi kemasjid, dengan pakaian rapih, karena itulah yang benar yang sesuai dengan al-Qur'an:
Allah Subanahu Waa Ta’alaa berfirman: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (Al-A'raf:31)
Jangan takut dikatakan "sok alim" ketika kita lakukan shalat dhuha dikantor, lah itu yang lebih baik kok, dari sekedar ngobrol ngalor-ngidul gag karuan.
Jangan takut dikatakan "Sok Rajin" ketika kita shalat tepat pada waktunya, karena memang shalat adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunya terhadap orang-orang beriman.
Allah Subanahu Waa Ta’alaa berfirman: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (Annisaa:103).
Jangan takut untuk shalat jum'at/shalat berjama'ah berada dishaf terdepan, karena perintahnya pun bersegeralah. Karena dishaf terdepan itu ada kemuliaan sehingga dijaman Nabi Shalallahu 'alaihi wassalam para sahabat bisa bertengkar cuma gara-gara memperebutkan berada dishaf depan.
Allah Subanahu Waa Ta’alaa berfirman: “Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (Al-Jumu'ah:9)
Jangan takut kirim artikel berupa nasehat, hadits atau ayat-ayat al-Qur'an, karena itu adalah sebagian dari tanggung jawab kita untuk saling menasehati, saling menyeru dalam kebenaran, dan seruan kepada kebenaran adalah sebaik-baik perkataan;
Allah Subanahu Waa Ta’alaa berfirman: “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (Fusshilat:33).
Jangan takut artikel kita tidak dibaca, karena memang demikianlah Allah menciptakan ladang amal bagi kita. Kalau sekali menyerukan, sekali kirim artikel lantas semua orang mengikuti apa yang kita serukan, habis donk ladang amal kita....
Kalau yang kirim pesan humor saja, gue/lu saja, test-test saja bias kirim e-mail setiap hari, kenapa kita mesti risih dan harus berpikir ratusan atau bahkan ribuan kali untuk saling memberi nasehat, “aneh” gag sih tong?

Entong : “Aneh pak ustad..”

Pak Ustad : “Jangan takut dikatain sok pinter, sok menggurui, sok tahu, lah itu yang disuruh kok,
"sampaikan dariku walau satu ayat" (Potongan hadits yg diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 3461 dari hadits Abd’Allah Ibn Umar). Jangan takut baca pesan dari siapapun, selama pesan itu berisi kebenaran dan bertujuan untuk kebaikan. Kita tidak harus baca pesan dari orang-orang terkenal, pesan dari manajer atau dari siapapun kalau isinya sekedar dan ala kadarnya saja. Mutiara akan tetap jadi mutiara terlepas dari siapapun pengirimnya. sampah tidak akan pernah menjadi emas, meskipun berasal dari tempat yang mewah sekalipun. Mari lakukan "keanehan-keanehan" yang dituntun Al-Quran dan sunnah Rasululloh. Kenakan jilbab dengan teguh dan sempurna, meskipun itu akan serasa aneh ditengah orang-orang yang berbikini dan ber-U can see. Jangan takut mengatakan perkataan yang benar (al-Qur'an & al-Hadist), meskipun akan terasa aneh ditengah hingar bingarnya bacaan vulgar dan tak bermoral. Lagian kenapa kita harus takut disebut "orang aneh" atau "manusia langka" jika memang keanehan-keanehan menurut pandangan mereka justru yang akan menyelamatkan kita. Selamat jadi orang “aneh” yang bersyari'at dan bermanhaj yang benar.”

“Sesungguhnya Islam dimulai dengan keterasingan dan kelak ia akan kembali asing, maka beruntunglah orang-orang yang asing.”
(H.R. Muslim: 145)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.