Jika Bukan Kamu sendiri Yang mengalahkannya, Maka kamu sendiri yang akan terbunuh oleh Waktu

Sabtu, 23 Oktober 2010

Nikah Dulu Trus Pacaran

Tak terucapkan oleh kata-kata, tak bisa diungkapkan dengan tulisan…. pokoknya indah banget… mau ngapain aja sudah sah… oh indahnya….

Siapa sih yang tak ingin merasakan kebahagiaan setelah menikah.. sepertinya gak ada deh orangnya kecuali dia emang ada niat lain dalam pernikahannya. Semua orang pasti ingin bahagia dunia dan akherat.

Saat pertama pegang tangannya… jantung berdebar kenceng… bahagia… terasa lembut sekali rasanya… oh indahnya..

Saat tatap matanya yang berbinar-binar.. kemudian ia tersenyum manis dan tersipu malu..

Saat kugandeng tangannya ketika perjalanan, rasanya tak ingin lepas pegangan itu dan rasanya tak ingin cepat berlalu..

Saat makan sepiring berdua, walau makanan cuma semur jengkol enak tapi rasanya jadi enak sekali…

Dunia terasa indah dan luas. Tidak ada saat yang membahagiakan selain dengan dia…

Tidak ada rasa bersalah karena belum ada ikatan resmi, tidak ada rasa berdosa karena dia telah menjadi istriku… tak ada rasa khawatir

pokoknya udahlah… banyak sekali kebahagiaan setelah menikah…

Makanya bagi Anda yang belum menikah, cepatlah menikah. Jika anda sudah mampu, sudah ingin sekali menikah, maka segeralah menikah.

Ketika hati sudah rindu untuk memiliki pendamping, kala jiwa merasa sepi dikeramaian, ketika malam susah tidur, saat itulah anda sudah saatnya menikah. Janganlah ditunda.

Tapi jika si dia gak mau / belum siap maka itulah akibat pacaran. Karena itu janganlah berpacaran. Alasan orang berpacaran cuma untuk berkenalan lebih jauh, tetapi kerugian akibat pacaran tidak sebanding dengan hasil untuk mengatahui seperti apa dia sebenarnya.

Hati gelisah tiap saat, rindu yang menggebu, cemburu tanpa hak. Apalagi kalau dihianati… sakit hati, kecewa, marah bahkan bisa dendam. Jika seseorang berpacaran dan dia dihianati, tak ada yang bisa dilakukan selain marah dan kecewa. Tidak bisa menuntut karena dia bukan milik yang syah.

Apalagi kalau putus cinta.. berapa harta yang harus dikorbankan, harta benda mungkin tak ada artinya selama ini, tapi harta berupa kebersihan jiwa dari perasaan sakit hati, tak akan bisa terobati. Harta benda mungkin bisa dicari dan dikembalikan, tapi sakit hati siapa yang bisa memberikan penawarnya.

Anda dia yang berhianat kembali dan berjanji untuk setia, apakah anda masih 100% mempercayainya, apakah masih utuh ketulusan hati mencintainya, apakah cinta dia masih sepenuhnya untuk kita sementara pernah ada orang lain bersemayam di hatinya.

Apakah anda rela menerima dia yang dalam hatinya pernah ada orang lain ?

Segerakanlah menikah… tapi jangan pacaran. Anda bisa berkenalan dengan cara yang lain. Jadikanlah agama sebagai pedoman nomor 1 dan yang nomor 2 adalah dia mencintaimu karena agama dalam menikah.

Jika kau menikah karena harta, apakah harta itu miliknya, apakah harta itu yang akan membuat kebahagiaan. Sekarang kaya siapa yang tahu besok akan jadi miskin. Sekarang miskin siapa yang tahu besok akan kaya. Tapi agama dan jiwa yang baik tidak akan luntur begitu saja.

Jika kau menikah karena pangkat dan jabatan, apakah pangkat dan jabatan itu akan kekal. Siapa yang tahu kalau besok pangkat dan jabatan itu akan hilang.

Menikahlah karena agamanya. Percayalah apapun kondisinya, kaya/miskin jika masing-masing punya agama yang kuat.. insya Alloh pasti bahagia..sok ojo cengar-cengir bae..mak nyuuuusss...

Catatan My Best Friend (NSS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.