Jika Bukan Kamu sendiri Yang mengalahkannya, Maka kamu sendiri yang akan terbunuh oleh Waktu

Senin, 24 September 2012

Cahaya Cinta

sesaat jiwaku tertegun
terbangun dari mimpi semu
tebarkan hasrat cinta
hanya dalam sekejap mata

begitu berat tuk kusadari
arti semu banyang ini
Dan sekarang aku telah terbangun
tuk berikan semua cintaku

sekarang sudah tidak ada lagi temaram
karena ada cahaya terang
yang tersirat dari lilin kalbu
sewujud cinta-Mu

Cinta yang Agung

Celoteh

Sesaat kulihat damai menyelimuti
Ternyata semuanya hanya banyangan semu
eh bukan, tapi damai sesaat
dan untuk ku perjuangkan agar senantiasa tetap bersamaku

lari?
nggak!!!
kukejar damaiku bersamamu...

Makna

Sungguh malam yang sunyi berteman gerimis
Sungguh ingin sekali berdendang menghangatkan diri

Dengan panjatkan puja puji syair lama
Lirik usang yang tak lagi terjamah

"sungguh bukan syairnya sayank! tapi maknanya!"

Makna yang siratkan kehidupan
Makna yang siratkan cinta

Memberi dan tpdak lagi meminta
Bersama dalam hangatnya berbagi

Kehidupan dan CINTA

Kobaran Api

Biarlah kata-kata ini mati
Menggantung terjerat urat leher
Biarlah tiap sajak mengering
Karena suara air yang menghidupi tak lagi meluber

Semangatku kan hidup di hati
Jiwaku kan senantiasa berkobar
Pancarkan semangat api
Tak takut dan tak gentar

Karena pengharapan akan sebuah penghidupan...

Revolusi Senja

Sudah saatnya begerak dan berevolusi
Merubah tiap kata menjadi tingkah
Sudah saatnya introspeksi dan mengevaluasi
Merubah tiap ejaan mejadi kerjaan

Puisi tak lagi berisi
Sajak sudah tak berteriak
Syair tak ada yang mengalir
Kata-kata tak lagi bermakna

Perlu digerakan dan beri perubahan
Sebagaimana senja yang telah berevolusi
Dalam evolusi sempurna menjadi guratan malam
Bertabur keindahan bintang yang menghiasi

lebih...

Sabtu, 22 September 2012

Kail Hamba Sahaya

Takperlu pulalah adinda mengasihi
Mengasihi hamba papa penuhi diri dengan lara
Dan takperlu pulalah adinda mengasihi
Mengasihi hamba sahaya itu dengan dermawan

Para hamba papa sudah cukupkan diri tersisih
Para hamba sahaya sudah kenyangkan dari rasa lapar
Para hamba papa penuh kasih
Para hamba sahaya membahu bersama

Sungguh kau telah menjadikanmu diri yang mulia
Mungkin cukup dengan memberikan beberapa keping dinar
Tapi sungguh kau tak pernah memuliakan para sahaya
Karena para sahaya lebih kayakan dirimu

Kau takkan pernah bisa liat
Dimana mereka simpan wang mereka
Berapa besar mahkota mereka
Mereka simpan kayanya dalam hati

Ya dalam hati…
Dalam nurani…

Kasih mereka lebih besar
Karena kasih mereka beri dengan cara sederhana
Cara sederhana takkan pernah habis
Dalam sederhana mereka saling memiliki

Mereka tidak butuh ikan segar yang telah kau pancing
Hormati, muliakanlah mereka dengan cara mereka
Cara sederhana yang begitu agung
Cukup berikan sebagian kailmu.

Tangisan Lili

oh, tidak..., tidak apa...
jangan menangis disini
takperlu kau mengadu
tak perlu pulalah kau bersedih

Biarkanlah ini berlalu
biarlah sang bayu yang kan menjadi penghapus
penghapus lukamu, juga sedihmu
Karena titian sang bayu selalu mendengarmu

Oh, tidak tidak...
jangan lagi...
aku takakan kuat menahanmu
aku takan bisa menenangkanmu

Biarlah dunia yang merendahkan hamba papa ini
jangan kau kau adukan pada yang lain
sungguh aku tak ingin
yach biarlah begitu, selalu sepi

kau akan tetap bersama duniamu
dan inilah duniaku...
Kau lili putih
dan aku kumbang tersisih...

Mimpi IV

oh... mimpi kau menghampiri...
bagai malam yang tak kunjung putus
pekat dan semakin mencekam
walau siang tlah bertengger, tapi dia kau buat berlalu

oh mimpi, kini kau hitam
menghampiri tiap jiwa yang lena
dia masih hijau
tapi kau buat dia silau

oh mimpi, sekarang kau tikam dia
kau robek sangkar yang hanya kelakar

padahal, kemaren kita bercengkrama
bercerita bercanda tawa ria

oH mimpi, kau butakan dia
kau gelapkan mata hatinya
kau belenggu kakinya
tak bisalah dia kan berlari

oh mimpi, DIA kawanku!

Mimpi III

Aku bermimpi lagi semalam…
Kali ini tentang pelangi
Warnanya yang elok
Warnanya yang indah

Pesona taburan warna – warni
Bak taman bunga dilangit
Kenangkan ku selalu
Lovely togetherness…
all about you...
ya...
just for yours...
my Best Friend

Mimpi II

ah... mimpi itu lagi...
lagi-lagi masih tentang mimpi
tak bosannya membicarakan mimpi
mimpiku tentang elegi pagi hari

terbangun dalam kebisuan
kekakuan raga sisa semalam
mencoba merangkak dari pembaringan
berdiri tegak kembali menyongsong asa

ey...
kupu - kupu mungil itu menyapa
pagi om...
yach selamat pagi dunia...

Mimpi I

Mimpiku pelik sebuah sandi
sandi yg terpaut akan kosa kata
kosa kata makna kehidupan
mengartikan hidup dg sebuah morse
bak warna yang masih abu-abu
antara putih dan hitam takberpembeda
huuhhh...
abu-abu...
ya masih abu-abu

Jumat, 21 September 2012

Meniti Jalan


Kembali kutulis saat penjara sepi mengurungku
Dalam jangkauan gelap yg mengkukung
Dihujani oleh berjuta rasa rindu
Ditelanjangi oleh asa diri yang kian tak mampu

Dalam balutan hujan malam itu
Mengakhiri arti kebersamaan semu
Melangkahkan kaki yang gontai sembuarat pilu
Menyamarkan air mata yang mengucur

Waktu takbisa kembali
Waktu takbisa berhenti
Waktu kan terus berjalan meniti
Tak kenal lelah tak pula letih

Kawan,
Benarkah tentang semua?
Kawan,
Hatiku tersiksa!

Kembalilah
Bersama kita gapai asa, cita, dan cinta
Bersama kita bisa
Meniti jalan dakwah!

Senin, 17 September 2012

Lilin Kecil


Kisah tentang lilin kecil
Berpijar tak sehangat sang mentari
tak seelok rembulan purnama
tidak pula seindah kemerlip bintang

Lilin kecil disudut ruangan
Bersamaan cahayanya yang kian redup
Menerangi sebahagian kecil kegelapan
Bersamaan batangnya yang kian melebur

Lilin Kecil bercahaya redup
Berkedip sendiri menunggu masanya
Mati bersama tiupan sang bayu
Atau mati dalam sendiri tanpa sisa

Lilin kecil berkorban tanpa rasa hina
Meski dunia memandang sebelah mata
Lilin kecil berpijar tanpa rasa lelah
Tiada penyesalan bila tiba masanya

Lirih dia berkata "Tidak usah kau hiraukan, biarlah sejenak aku menerangi putri kecilku. Dia takut akan gelap. Setidaknya sampai mentari terbit menerangi dan menghangatkan hatinya."
^_^

Rabu, 12 September 2012

Syair dan Hati


syairku telah lama mati dan kukremasi
mungkin akan bangkit dan bereinkarnasi
mungkin juga akan terus mati
terkubur dalam kenangan masa lalu yang sunyi

syairku telah lama kubuang jauh
mungkin sudah lama luluh
mungkin juga bertemu sampan lusuh
yang kan dikayuhnya kembali temu

syairku dendangan masa lalu
lagu jiwaku saat ku dirundung pilu
gejolak batin yang teriris sembilu
berontak raga dari rasa layu

ini semangat baruku
ini suara batinku
ini pemujaanku
dan ini hatiku untukmu