Teki yang bergoyang tertiup sang bayu
Mengikuti alunannya menuntun jiwanya hingga layu
Terkapar daam terik sang mentari
Hingga mati nanti dalam sendiri tanpa pelangi
Teki kering yang mulai menguning
Tidak berbunga tak pula berbuah
Hanya berbatang rapuh nan kering
Serta sedikit daun runcing yang tersisa
Teki kering yang kian sekarat
Tersudut diujung jalan yang beraspal
Berteriak pasif tanpa ada jawab
Bergoyang dengan lara penuh harap
Teki kering nan kuning menunggu ajal
Dari pintu dua dunia menyapa
Menyampaikan kalimat singkat bermakna padat
Berharap akan ada bersama selamat kita tersemat
Dan tekipun kian sekarat
Dengan nyawa meregang meratap
Berteriak penuh parau bakleher tercekat
Sudah saatnya kita merapat
serta lirih dia berujar
"Tuhan kami pulang..."