Goes Abdullah :
Dan malam-malam serasa kian mencekam
Gelappun makin menelan dalam hitam
Serasa diri ketakutan mendengar suara alam
Memekakkan telinga terasa begitu seram
Mencoba lari aku kesudut ruang kosong
Gang kecil sudut kota yg serasa begitu pengap
Terpojok dalam kesendirian, sepi tiada penolong
Dalam jalan buntu yg kian berasa seolah perangkap
Coba bercermin pada genangan pinggir jalan
Entah diri ini yg kian lusuh?
Entah air keruhlah yg tak bertuan!
Serasa sepi diri ini sendiri dan kian membusuk!
Rusdiana Hormansyah :
sendiri bukan berarti sunyi, cobalah bernyanyi untuk matahari…
Goes Abdullah
aku yg terlalu malu
ato memang hanya ada mendung
hati ini terlalu di rundung pilu
mungkin hanya ada penyesalan tak burujung
Buana Kembara Senja :
Taklukan ksendirian it dgn senyuman, pecahkan kesunyian it dngan gelak tawa
Goes Abdullah :
sendiriku karena tak berkawan
sepiku karena hilang akal hati
andai tawaku masih bermakna
andai senyumku masih tetap manis
aku kan merasa senang
tak perlu ku dirundung sembilu, kawan!
oh Tuhan, diri ini terlalu nista, terlalu hina menjaga hati yg kau titipkan
Rusdiana Hormansyah :
la tahzan, menyesali masa lalu hanya menghambat jalan masa depan, biarlah yang telah terjadi menjadi kenangan, usah kau ingat lagi, mulai esok bukalah hari dengan senyum
Goes Abdullah :
makasih kawan!
coba ku songsong masa depan
dengan senyum yg terkembang
hilangkan kegundahan...
oh Tuhan bimbinglah hati ini berkawan